Sistem Buku Besar Umum, pelaporan keuangan, dan Pelaporan Manajemen
Bab 8
Sistem Buku Besar Umum, pelaporan keuangan, dan Pelaporan
Manajemen.
1)
Skema Pengodean Numerik dan Alfabetik
a)
Kode berurutan
Merupakan dokumen sumber yang sudah diberi nomor sebelumnya. Saat dicetak setiap dokumen
diberi kode berurutan yang unik. Nomor itu menjadi nomor transaksi yang
memeungkinkan sitem melacak setiap transaksi dan mengidentifikasi setiap
dokumen hilang atau nomor di luar urutan.
Keunggulan,
pemgodean berurutan mendukung rekonsiliasi transaksi batch dan memudahkan
mendeteksi dan memecahkan pada masalah pengurutan. Kelemahan, pengodean
berurutan tidak membawa kandungan informasi di luar tata urutan dokumen.
b)
Kode blok
Merupakan variasi
dari pengodean berurutan yang mengatasi sebagian dari kelemahan yang disebutkan
dari kode berurutan. Aplikasi umum dari kode blok adalah pembuatan bagan akun (chart
of account). Bagan akun yang dirancang dengan baik dan komprehensif merupakan
dasar bagi dasar buku besar umum, sehingga penting dalam pelaporan keunagan dan
manajemen perusahaan. Semakin luas bagan
akun, semakin tepat perusahaan dalam mengklasifikasikan transaksinya dan
semakin besar jangkauan informasi yang dapat disediakan untuk pengguna pihak
ekstern dan intern.
Keunggulan, pengodean nlok memungkinkan
penyisipan kode baru dalam satu blok tanpa harus mengorganisasikan kembali
seluruh struktur kode. Kelemahan, kandungan
informasi dari kode blok tidak langsung kelihatan.
c)
Kode grup
Digunakan untuk
mewakili item – item atau peristiwa yang kompleks yang melibatkan dua atau
lebih data yang berkaitan. Kodenya terdiri atas wilayah – wilayah atau fields
yang memiliki makna tertentu.
Keunggulan, 1) kode grup memfasilitasi
perwakilan sejumlah besar data yang berbeda, 2) kode grup memungkinkan struktur data disajikan
dalam bentuk hierarki bersifat logis dan mudah diingat, dan 3) kode grup
memungkinkan analisis dan pelaporan yang lebih rinci baik dalam kelas item
maupun pada item – item dari kelas yang berbeda.
Kelemahan, pada keberhasilan sebagai
alat klasifikasi. Terdapat kemungkinan bahwa data – data yang tidak saling
berkaitan akan dihubungkan semata – mata. Penggunaan yang berlebih dapat
mengarah ke kode grup kompleks yang tidak perlu dan tidak mudah ditafsirkan.
d)
Kode alfabetik
Dapat digunakan
untuk banyak tujuan yang sama seperti kode numerik. Karakter alfabetik dapat
ditempatkan secara berurutan atau dapat digunakan dalam teknik pengodean blok
atau grup.
Keunggulan, kapasitas untuk mewakili sejumlah besar item
meningkat secara dramatis melalui penggunaan kode alfabetik murni atau karakter
alfabetik yang digabungkan dengan kode numerik. Kelemahan, 1) sulit merasionalisasikan makna kode – kode yang telah
ditetapkan secara berurutan, dan 2) mengurutkan record yang dikodekan secara
alfabetik cenderung sulit bagi pengguna.
e)
Kode Mnemonik
Adalah karakter
alfabetik dalam pembentukan akronim dan kombinasi lainnya yang bermakna. Keunggulan, skema kode mnemonik membuat pengguna tidak
perlu mengingat lagi dalam arti kode itu membawa informasi tingkat tinggi. Kelemahan, meskipun kode mnemonik
berguna untuk mewakili kelas – kelas item, kemampuannya terbatass dalam
mewakili item – item dalam suatu kelas.
2)
Sistem Buku Besar Umum
Kumpulan informasi yang mengalir pada sistem ini berasal dari subsistem
siklus transaksi. Namun, bahwa informasi tersebut juga mengalir dari sitem
pelaporan keuangan sebagai umpan balik ke sistem ini.
a)
Voucher journal
Hal ini dapat
digunakan untuk mewakili rangkuman transaksi yang serupa atau satu transaksi
yang unik, mengidentifikasi jumlah keuangan dan akun buku besar umum yang
dipengaruhi transaksi rutin, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup, semuanya
dimasukkan ke dalam buku besar umur ari voucher journal. Hal ini juga
menyediakan pengendalian yang efektif terhadapa jurnal buku besar umum yang
tidak diotorisasi. Kebanyakan perusahaan berlabuh ke file voucher jurnal.
b)
Basis data GLS
Terdiri atas file
master buku besar umum yang merupakan file utama dalam basis data GLS. FRS
mengambil file master buku besar umum untuk menghasilkan laporan perusahaan.
MRS menggunakan file ini untuk mendukung kebutuhan informasi internal.
3)
Sistem Pelaporan Kuangan
a)
Pengguna yang
canggih dengan kebutuhan informasi yang homogen
Dengan kata lain, diasumsikan bahwa
pengguna laporan keuangan memahami konversi dan prinsip akuntansi yang
diterapkan, dan bahwa laporan tersebut memilik kandungan informasi yang
berguna.
b)
Aktivitas FRS
Sumber input untuk FRS terdiri atas file
master buku besar umum dan input langsung dari kelompok pelaporan keuangan. Outputnya
berupa laporan keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
c)
Proses akuntansi keuangan
Seusai hal ini dimulai dari status bersih
di awal tahun fiskal yag baru, akun neraca dilanjutkan dengan langkah:
i)
Mencatat transaksi
ii)
Mencatat di jurnal khusus
iii)
Membukukan ke buku besar pembantu
iv)
Membukakan ke buku besar umum
v)
Menyiapkan neraca percobaan yang belum
disesuaikan
vi)
Mebuat jurnal penyesuaian
vii)
Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penyesuaian
viii) Menyiapkan
neraca saldo yang disesuaikan
ix)
Menyiapkan laporan keuangan
x)
Menjurnal dan membukukan ayat jurnal tertutup
xi)
Menyiapkan neraca percobaan pasaca penutupan.
d)
Mengendalikan GL/FRS
Eksposur potensial dari proses ini antara
lain :
i)
Jejak audit yang tidak sempurna
ii)
Akses yang tidak diotorisasi ke buku besar umum
iii)
Akun buku besarb umum yang tidak balance dengan
akun buku besae pebantu
iv)
Saldo akun buku besar umum yang salah karena
voucher jurnal yang salah atau tidak diotorisasi
Ini harus dikendalikan, bila tidak laporan keuangan akan menyesatkan
para pengguna. Konsekuensi potensialnya adalah tuntutan hukum, kerugian
keuangan yang signifikan bagi perusahaan dan sanksi dari pihak yang berwenang.
4)
Sistem Pelaporan Manajemen
Salah satu teknik untuk mencapai pengawasan berkelanjutan adalah
penggunaan laporan manajemensecara bijaksana. Laporan yang tepat waktu
memungkinkan para manajer fungsional seperti penjualan, pembelian, produksi dan
pengeluaran kas untuk mengawasi dan mengendalikan operasi mereka. Dengan
merangkum aktivitas, menunjukkan tren dan mengidentifikasi pengecualian dari
kinerja normal, laporan manajemen yang dirancangdengan baik akan memberikan
bukti mengenai berfungsinya atau tidak berfungsinya pengendalian internal.
5) Faktor yang
mempengaruhi MRS
a. proses pengambilan keputusan
Dengan cara
mengidentifikasi masalah, mengevaluasi solusi alternatif, mengimplementasikan
solusi terbaik dan melakukan pemeriksaan pascaimplementasi.
b. Prinsip-prinsip Manajemen
1. formalisasi pekerjaan
2. pertanggungjawaban
dan wewenang
3. jangkauan
pengendalian
4. manajemen dengan pengecualian
c. fungsi, tingkat dan jenis
keputusan manajemen
1. keputusan perencanaan
strategis
2. keputusan perencanaan
taktis
3. keputusan
pengendalian manajemen
4. keputusan
pengendalian operasional
d. jenis
laporan manajemen
1. tujuan laporan
2. pelaporan terprogram
yang memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi
pengguna
3. atribut laporan, yang
harus dipenuhi seperti relevan, ringkas, berorientasi pengecualian, akurat,
lengkap, tepat waktu dan singkat.
4. pelaporan khusus
e. Akuntansi pertanggungjawaban
1). Penetapan tujuan
keuangan: Proses Anggaran yang membantu pihak manajemen mencapai tujuan
keuangannya dengan membentuk tujuan yang dapat diukur untuk setiap segmen
perusahaan.
2). Pengukuran dan
pelaporan kinerja, dilakukan di setiap
segmen operasional dalam perusahaan. Informasi mengalir ke atas sebagai laporan
pertanggungjawaban ke tingkat manajemen senior.
3). Pusat Pertanggungjawaban,
aktivitas bisnis secara teratur mengorganisasikan kegiatan operasi ke dalam
unit-unit yang disebut sebagai pusat pertanggungjawaban.
Ada pusat biaya, pusat laba dan pusat investasi.
f. Pertimbangan perilaku
1. Keserasian Tujuan,
sistem pelaporan manajemen yang terstruktur rapi berperan penting dalam
meningkatkan dan mempertahankan keserasian tujuan.
2. Informasi yang
Berlebihan, hal ini dapat terjadi ketika seorang perancang sistem pelaporan
tidak mempertimbangkan tingkat organisasionaldan jangkauan pengendalian manajer
dengan tepat.
3. Ukuran Kinerja yang
Tidak Tepat, ketika hal ini digunakan maka laporan itu akan berpengaruh
sebaliknya.
6) Kesimpulan
Dengan ini kita
mengetahui betapa pentingnya mempelajari pentingnya skema pengodean data dan
peranannya dalam GLS dan TPS sebagai alat untuk mengoordinasikan dan mengatur
transaksi perusahaan. Jenis skema pengodean numerik dan alfabetik yang selalu mempunya sisi keunggulan
maupun kelemahan.
GLS dan FRS
dibahas sebagai suatu sistem tunggal yang terintegrasi secara fisik. Pengendalian
operasional standar yang mengatur sistem ini dan penggunaan teknologi komputer
untuk memperbaiki efisiensi pembukuan dan pelaporan. Tujuan sistem pelaporan
adalah mempengaruhi perilaku. Akan tetapi, sistem yang didesain dengan buruk
berpengaruh negatif atau disfungsional bagi penggunanya. Para perancang MRS
harus mengetahui konsekuensi potensial dari informasi yang berlebihan dan
penggunaan ukuran kinerja yang tidak tepat.
Komentar
Posting Komentar